Kenapa Meja Makan Marmer Asli Lebih Mahal? Ini Penjelasannya

Banyak orang terpesona oleh keindahan meja makan marmer, tapi sering heran saat melihat harganya yang bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Tak jarang, mereka tergiur membeli versi murah tanpa tahu bahwa itu mungkin bukan marmer asli.

Padahal, harga tinggi meja makan marmer asli berasal dari proses panjang dan rumit. Mulai dari penambangan hingga menjadi furniture siap pakai di ruang makan Anda.

Big Plan Meja Makan Marmer

1. Marmer Asli Berasal dari Alam, Bukan Pabrik

Berbeda dari keramik atau granit sintetis yang bisa diproduksi massal, marmer asli terbentuk secara alami di dalam perut bumi. Material ini berasal dari batu kapur yang mengalami proses metamorfosis selama jutaan tahun, di mana tekanan dan suhu tinggi mengubah strukturnya menjadi batu keras dengan kilau khas dan pola urat yang tak berulang.

Setiap lempeng marmer memiliki karakter dan warna yang unik, tergantung pada kandungan mineral serta kondisi geologinya. Karena tidak dapat direplikasi secara buatan, setiap potongan marmer bersifat eksklusif.

Untuk mendapatkannya, batu marmer harus ditambang langsung dari pegunungan atau tambang terbuka di daerah tertentu. Proses pengambilan ini memerlukan alat berat, tenaga ahli, dan pengawasan ketat agar tidak merusak struktur batu. Semua faktor ini membuat biaya bahan baku marmer asli jauh lebih tinggi dibanding material buatan pabrik.

2. Proses Penambangan yang Rumit dan Berisiko

Sebelum diproduksi menjadi meja makan marmer, marmer akan ditambang. Marmer tidak ditambang seperti pasir atau batu kali biasa. Ia berada di dinding atau lereng pegunungan, sehingga memerlukan teknologi dan keahlian tinggi untuk memotongnya tanpa merusak struktur alami batu.

Setiap blok marmer mentah bisa berbobot belasan hingga puluhan ton, sehingga memerlukan alat berat seperti diamond wire saw, crane, dan excavator khusus. Para pekerja harus berhati-hati saat membuat irisan pertama karena jika sampai retak, satu blok besar marmer menjadi tidak layak jual.

Setelah dipotong, blok-blok batu tersebut diangkat dan diangkut menggunakan kendaraan berkapasitas besar dengan perlakuan khusus agar tidak pecah selama perjalanan dari tambang ke pabrik pemotongan. Tambah lagi, lokasi tambang sering berada di area terpencil dengan akses terbatas, yang menyebabkan biaya logistik dan operasional meningkat signifikan.

Baca Juga : Furniture Meja Makan untuk Lebaran? Ini Rekomendasinya!

Pic by dexmac @pixabay

3. Pemotongan dan Pemolesan Butuh Teknologi Presisi

Setelah keluar dari tambang, marmer mentah harus dipotong menjadi lembaran menggunakan mesin gergaji berlian (diamond saw) agar urat alaminya tidak rusak. Proses ini menuntut ketelitian tinggi, karena tekanan atau getaran kecil saja dapat membuat batu retak dan tidak layak pakai.

Lembaran marmer lalu dipoles berulang kali menggunakan bubuk abrasif dan air hingga permukaannya halus dan mengilap. Tahapan ini juga menentukan tampilan akhir—apakah mengkilap, matte, atau semi-gloss—sesuai kebutuhan desain.
Karena melibatkan mesin khusus, tenaga ahli, serta waktu pengerjaan lama, tahap pemotongan dan pemolesan menjadi salah satu penyumbang utama tingginya biaya produksi meja makan marmer asli.

Baca Juga : 5 Ciri Kursi Kantor Biasa Nyaman untuk Kerja Seharian

4. Proses Kustomisasi Sesuai Desain

Setiap lembar marmer alami memiliki pola dan warna yang unik, sehingga tidak ada dua meja makan marmer yang benar-benar sama. Karena karakter batu berbeda-beda, proses pembuatannya harus disesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan arah serat batu agar hasil akhir terlihat harmonis dan proporsional.

Tahap kustomisasi ini mencakup pemilihan jenis marmer, pemotongan sesuai desain meja, serta penyesuaian finishing agar selaras dengan gaya interior—baik modern minimalis, klasik, maupun kontemporer. Semua dilakukan secara manual oleh pengrajin berpengalaman, bukan dengan sistem produksi massal.

Di sinilah letak nilai eksklusivitas dan keindahan alami marmer asli: setiap meja makan yang dihasilkan bersifat personal dan tidak bisa diduplikasi, menjadikannya lebih dari sekadar furnitur—tetapi karya seni fungsional.

5. Finishing dan Rangka Pendukung Berkualitas

Bobot meja makan marmer bisa mencapai ratusan kilogram, sehingga membutuhkan rangka penopang kuat dari besi, baja, atau kayu solid agar stabil dan aman digunakan. Konstruksi harus presisi untuk menahan beban tanpa melengkung atau goyah.

Tahap akhir meliputi finishing pelindung seperti coating anti-noda, anti-gores, dan anti-air yang menjaga pori-pori marmer tetap tertutup. Selain memperindah tampilan, lapisan ini juga meningkatkan daya tahan dan umur pakai produk.
Kualitas rangka dan finishing inilah yang menjadikan meja marmer asli tampak mewah sekaligus tahan lama.

Baca Juga : Meja Marmer Mewah (BP.1884 M)

Pemolesan Meja Makan Marmer Big Plan

6. Distribusi dan Penanganan yang Hati-hati

Karena bobotnya yang berat dan mudah pecah, meja makan marmer memerlukan pengemasan dan pengiriman khusus.
Biaya logistik, asuransi, dan penanganan menjadi faktor tambahan yang membuat harga jual lebih tinggi dibanding meja dari bahan sintetis.

Kesimpulan

Berdasarkan prosesnya, harga meja makan marmer asli bukan sekadar mahal, tapi mencerminkan nilai craftsmanship dan kealamian materialnya.
Dengan perawatan yang tepat, marmer bisa bertahan puluhan tahun, bahkan menjadi investasi jangka panjang yang menambah nilai estetika ruang makan Anda.

Tips untuk Calon Pembeli

Sebelum membeli, pastikan:

  • Anda memastikan keaslian marmer, bukan hanya lapisan imitasi.
  • Pilih penjual yang terbuka soal asal batu dan proses produksinya.
  • Sesuaikan jenis marmer dengan kebutuhan dan gaya interior rumah Anda.
Facebook
Twitter
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0

Your Cart Is Empty

No products in the cart.